Minggu, 26 Februari 2012

Sistem Koloid

hem .......... ngisi apa lagi ya????

oh ya !!!! gara - gara penulis liat ke langit ada semacam benda unik yang putih - putih ... hayo !! tebak apa!!!

yap.. bener sekarang penulis akan ngasih tau dengan sangat singkat bagaimana awan terbentuk.

Awan adalah suatu benda yang tebentuk dari pengembunan uap air di atmosfer, namun awan tidak akan mudah terjadi apabila tanpa debu atmosfer yang bebentuk aerosol(zat cair terdispersi dalam gas).

ngomong - ngomong soal aerosol itu merupakan salah satu bentuk koloid.
Untuk lebih memahami mengenai Sistem Koloid maka penulis akan mengulasnya dalam tulisan ini

Sistem koloid terdiri atas fase terdispensi dengan ukuran tertentu dalam medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi

A. Jenis-Jenis Koloid
a) Aerosol
Aerosol adalah suatu sistem koloid di mana partikel padat atau cair terdispersi ke dalam gas. Jenisnya ada dua yaitu :
1. Aerosol cair
Aerosol cair adalah sistem koloid dengan fase terdispersi cair dalam medium pendispersi gas. Contoh : kabut dan awan
2. Aerosol padat
Aerosol padat adalah sistem koloid dengan fase terdispersi partikel-partikel padat yang sangat halus dalam medium gas

b) Sol
Sol adalah suatu sistem koloid jika partikel padat terdispersi dalam zat cair (fase terdispersi tidak larut dalam medium pendispersi. Jenisnya ada tiga, yaitu :
1. Sol padat (padat-padat)
Sol padat adalah jenis koloid dengan fase padat terdispersi dalam fase padat. Contoh : logam paduan, kaca berwarna, intan hitam, dan baja
2. Sol cair (padat-cair)
Sol cair atau di sebut sol saja ialah jenis koloid dengan fase padat terdispersi dalam fase cair. Berarti zat terdispersi padat dan mediumnya cair. Contoh : cat, tinta, dan kanji
3. Sol gas (padat-gas)
Sol gas ialah koloid dengan fase padat terdispersi dalam fase gas. Berarti, zat terdispersi padat dan mediumnya gas. Contoh : debu dan asap

c) Emulsi
Emulsi adalah sistem koloid dimana zat cair terdipersi dan pendispersinya adalah zat cair lainnya. Syarat terjadinya emulsi ini adalah kedua zat cair itu tidak saling melarutkan emulsi dapat digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air (M/A) dam emulsi air dalam minyak (A/M)
Contoh emulsi minyak dalam air (M/A) : santan, susu, dan lateks
Contoh emulsi air dalam minyak (A/M) : mayonase, minyak bumi dan minyak ikan
Emulsi terbentuk jarena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Contohnya adalah sabun yang dapat mengemulsikan minyak ke dalam air. Jika campuran minyak dan air dikocok, maka akan diperoleh suatu campuran yang segera memisah jika didiamkan. Akan tetapi, jika sebelum dikocok ditambahkan sabun atau detergen, maka diperoleh campuran yang stabil yang kita sebut emulsi

d) Buih
Buih atau busa adalah sistem koloid yang fase terdispersinya gas dan medium pendispersinya cair.seperti halnya dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, detergen, dan protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat cair yang mengandung pembuih.
Buih digunakan pada berbagai proses, misalnya buih sabun pada pengolahan bijih logam, pada alat pemadam kebakaran, dan lain-lain. Adakalanya buih tidak dikehendaki. Zat-zat yang dapat memecah atau mencegah buih antara eter, isomil, alkohol, dan lain-lain.
Jenisnya ada dua, yaitu :
1. Buih padat (gas-padat)
Buih padat adalah koloid dengan fase gas terdispersi dalam fase padat. Berarti, zat terdispersi fase gas dan medium fase padat. Contoh : busa jok dan batu apung
2. Buih cair (gas-cair)
Buih cair (buih) ialah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam fase cair. Berarti, zat terdispersi fase gas dan medium fase air. Contoh : buih sabun, buih soda, dan krim kocok

e) Gel
Gel adalah koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair). Contohnya agar-agar, selai, lem kanji, gelatin, gel sabun, dan gel silika. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengabsorpsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat



awan adalah salah satu contoh dari sistem koloid (aerosol)



B. Sifat-Sifat Koloid
Sifat-sifat koloid, diantaranya :
  -Berhubungan dengan optik, efek Tyndall, dan gerak Brown
  -Yang berhubungan dengan kelistrikan adalah koagulasi, elektroforesis, dan dialisis
  -Berhubungan dengan gejala permukaan yaitu, adsorpsi
  -Sifat lain yang penting, yaitu opalesensi dan sifat koligatif yang jelas
1. Efek Tyndall dan Gerak Brown dari Koloid
a. Dfek Tyndall
Jika seberkas cahaya dilewatkan melalui sistem koloid, maka berkas cahaya tersebut kelihatan dengan jelas. Hal itu disebabkan penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid. Gejala seperti itulah yng disebut efek Tyndall koloid. Istilah efek Tyndall berdasarkan nama penemunya, yaitu John Tyndall (1820-1893) seorang ahli fisika Inggris. John Tyndall berhasil menerangkan bahwa langit berwarna biru oleh partikel-partikel oksigen dan nitrogen di udara.
Berbeda jika berkas cahaya dilewatkan melalui larutan, nyatanya berkas cahaya seluruhnya dilewatkan. Akan tetapi, jika berkas cahaya tersebut dilewatkan melalui suspensi, maka berkas cahaya tersebut seluruhnya tertahan dalam larutan tersebut.
b. Gerak Brown
Dengan menggunakan mikroskop ultra (mikroskop optik yng digunakan untuk melihat partikel yang sangat kecil) partikel-partikel koloid tampak bergerak terus-menerus di mana gerakannya patah-patah (zig-zag) dan arahnya tidak menentu. Gerak sembarang seperti ini disebut Gerak Brown, berdasarkan nama orang yang menemukannya tahun 1827, yaitu Robert Brown (1773-1858) seorang ahli biologi berkebangsaan Inggris
Gerak Brown terjadi akibat adanya tumbukan yang tidak seimbang antara partikel-partikel koloid dengan molekul-molekul fase pendispersinya. Gerak Brown ini akan makin cepat jika partikel-partikel koloid makin kecil. Gerak Brown inilah sebagai bukti teori kinetik molekul
2. Partikel-Partikel Koloid Bermuatan
Koloid ada yang netral dan ada yang bermuatan. Cara mengetahui suatu koloid bermuatan dan mengapa koloid bermuatan adalah sebagai berikut
a. Elektroforesis
Jika sepasang elektrode dimasukkan ke dalam sistem koloid, partikel koloid yang bermuatan positif akan menuju elektrode negatif (katode) dan partikel koloid yang bermuatan negatif akan menuju elektrode positif (anode). Pergerakan partikel-partikel koloid dalam medan listrik ke masing-masing elektrode disebut elektroforesis.
Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Frederick Cottrell (1877-1948) dari Amerika Serikat. Metode ini dikenal dengan metode Cottrell.
b. Adsorpsi
Suatu partikel koloid akan bermuatan listrik apabila terjadi penyerapan ion pada permukaan partikel koloid tersebut. Peristiwa di mana permukaan suatu zat dapat menyerap zat lain disebut adsorpsi. Suatu koloid mempunyai kemampuan mengabsorpsi ion-ion. Sifat adsorpsi partikel-partikel koloid ini dapat dimanfaatkan, antara lain untuk sebagai berikut :
1) Pemutihan gula pasir
2) Pewarnaan serat wol, kapas atau sutera
3) Penjernihan air
4) Penggunaan norit untuk sakit perut
5) Pembersihan dengan sabun
6) Koloid tanah liat mampu menyerap koloid humus
c. Koagolasi
Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel-partikel koloid. Proses ini terjadi akibat tidak stabilnya sistem koloid. Koagulasi dengan cara menetralkan muatan koloid dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut :
1) Penambahan zat elektrolit
Dalam koagulasi ini ada zat elektrolit yang lebih efisien untuk mengkoagulasikan koloid bermuatan, yaitu sebagai berikut.
 Koloid bermuatan positif lebih mudah dikoagulasikan oleh elektrolit yang muatan ion negatifnya lebih besar
 Koloid bermuatan negatif lebih mudah dikoagulasikan oleh elektrolit yang muatan ion positifnya lebih besar
2) Mencampurkan koloid yang berbeda muatan
Bila dua koloid yang berbeda muatan dicampurkan maka kedua koloid tersebut akan terkoagulasi.
3. Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Adanya sifat adsorpsi dari zat terdispersi (fase padat) terhadap mediumnya (fase cair), maka kita mengenal dua jenis sol, yaitu sol liofil dan sol liofob.
4. Dialisis
Proses peghilangan ion-ion pengganggu dengan cara menyaring menggunakan membran/selaput semipermeabel disebut dialisis. Prosesnya yaitu pertama koloid dimasukkan ke dalam sebuah kantong yang terbuat dari selaput semipermeabel. Selaput ini hanya dapat melewatkan molekul-molekul air dan ion-ion, sedangkan partikel koloid tidak dapat lewat. Jika kantong berisi koloid tersebut dimasukkan ke dalam sebuah tempat berisi air yang mengalir, maka ion-ion pengganggu akan menembus selaput bersama-sama dengan air
5. Koloid Pelindung
Untuk koloid yang kurang stabil, perlu ditambahkan suatu koloid yang dapat melindungi koloid tersebut agar tidak terkoagulasi. Koloid pelindung ini akan membungkus atau membentuk lapisan di sekeliling partikel koloid yang dilindungi



C. Pembuatan Sistem Koloid
1. Cara Kondensasi
Cara kondensasi ialah cara pembuatan koloid dari partikel kecil (larutan) menjadi partikel koloid. Cara ini melalui :
a. Reaksi Redoks
b. Reaksi Hidrolisis
c. Reaksi Dekomposisi Rangkap
d. Reaksi Pergantian Pelarut
2. Cara Dispersi
Cara dispersi ialah pembuatan partikel koloid dari partikel kasar (suspensi) menjadi partikel koloid. Cara ini melalui
a. Cara mekanik
Cara ini adalah dengan penggerusan atau penggilingan untuk zat padat, serta dengan pengadukan atau pengocokan untuk zat cair
b. Cara peptisasi
Cara ini adalah menggunakan zat kimia untuk memecah partikel besar menjadi partikel koloid
c. Cara Busur Bredig
Cara busur Bredig ialah pemecah zat padatan logam menjadi partikel koloid dengan menggunakan arus listrik tegangan tinggi
d. Cara Ultrasonik
Cara ultra sonik ialah pemecah zat padatan logam menjadi partikel koloid dengan menggunakan energi bunyi dengan frekuensi sangat tinggi yaitu di atas 20.000 Hz.
D. Peranan Sistem Koloid
a. Makhluk Hidup
Dalam tubuh makhluk hidup banyak zat-zat penting berupa koloid, misalnya dara, protein, bakteri, protoplasma, getah, dan pati. Darah merupakan koloid (sol) yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan hewan. Kekurangan darah dalam tubuh dapat mengakibatkan anemia bahkan kematian
b. Pertanian
Dalam tanah terdapat dua macam koloid
 Koloid tanah, disebut juga koloid mineral yang bersifat hidrofob. Koloid ini berasal dari pemecahan mineral karena pelapukan, contoh koloid tanah liat
 Koloid organik, merupakan hasil pemecahan zat-zat organik yang diperlukan tanaman. Oleh karena itu, pemberian pupuk tidak efektif bila dalam tanah tidak cukup tersedia koloid organik
c. Industri
Banyak industri penting berhubungan dengan zat-zat yang bersifat koloid, misalnya cat, plastik, dan karet sintesis.
d. Kosmetik
Bahan-bahan kosmetik pada prinsipnya hampir 90% dibuat dalam keadaan koloid. Macam-macam bentuk bahan kosmetik :
 Bahan kosmetik yang berbentuk sol padat, misalnya pemerah bibir (lipstick), pensil alis, dan maskara
 Bahan kosmetik berbentuk emulsi, misalnya susu pembersih muka dan kulit
 Bahan kosmetik berbentuk sol, misalnya cairan untuk masker dan cat kuku
 Bahan kosmetik berbentuk aerosol, misalnya parfum, hair spray, dan penyemprot untuk menghilangkan bau mulut
 Bahan kosmetik berbentuk gel, misalnya minyak rambut (jelly)
 Bahan kosmetik berbentuk buih, misalnya sabun cukur dan sabun kecantikan
.

2 komentar:

  1. aq mau tnya knpa awan dikatakan sebagai koloid dan tlog beri penjelasannya??terima kasih

    BalasHapus
  2. Aku mau tnya knpa awan dikatakan sebagai koloid dan tlog beri penjelasannya??terima kasih

    BalasHapus